dunia islam
Masjid Hagia Sophia Dibuka Lagi, Perjalanan Masih Panjang
Masjid Hagia Sophia kembali dibuka setelah 86 tahun berstatus sebagai museum yang menjadi destinasi wisata para turis atau pelancong, baik lokal maupun internasional.
Interior Masjid Raya Hagia Sophia yang dihiasi kaligrafi bertuliskan lafadz Allah, Muhammad dan Abu Bakar. (Foto: Wikimedia Commons)
GARDANASIONAL.COM, JAKARTA — Masjid Hagia Sophia kembali dibuka setelah 86 tahun berstatus sebagai museum yang menjadi destinasi wisata para turis atau pelancong, baik lokal maupun internasional.
Pembukaan kembali masjid legendaris ini membuka sejarah baru kembalinya masjid tersebut sebagai tempat beribadah yang dihormati di seluruh dunia.
Berfungsinya kembali Masjid Raya Hagia Sophia seolah mengembalikan kemuliaan dan kejayaan Islam yang sudah lama direnggut oleh kaum munafik Turki pendukung sekulerisme di wilayah kekhalifahan Utsmani tersebut.
Ini merupakan penghargaan yang sudah selayaknya diberikan kepada tempat religius bersejarah tersebut. Bahkan shalat Jum’at pertama disambut meriah oleh ribuan umat Islam Turki yang memadati masjid Hagia Sophia hingga tumpah ruah sampai ke jalan.
“Alhamdulillah, masjid agung Hagia Sophia dibuka pada saat yang sama dalam sejarah kemerdekaan Turki.” ujar Mevlut Cavusoglu di Twitter yang dilansir dari Anadolu Agency (25/07).
Media utama Turki tersebut juga memberitakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan para pemimpin Turki lainnya telah lama menganjurkannya untuk kembali ke masjid yang berfungsi, terbuka untuk beribadah.
Langkah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid menjadi terbuka setelah pengadilan Turki membatalkan keputusan Kabinet 1934 19 Juli yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum.
Pengadilan tinggi Turki tersebut memutuskan bahwa Hagia Sophia telah secara ilegal dijadikan museum lebih dari delapan dekade lalu.
Sekarang, pembukaan masjid yang merupakan warisan “Sang Penakluk” tersebut disambut gembira umat Islam di seluruh dunia.
Perjalanan masih panjang
Namun, di tengah eforia umat Islam di seluruh dunia tersebut, banyak pihak yang menyayangkan keputusan tersebut.
Dilansir dari Serambinews (25/07), rakyat Yunani langsung menangis ketika ribuan umat Muslim melaksanakan shalat Jum’at pertama di masjid Hagia Sophia tersebut.
Tidak kurang, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyebut Turki sebagai pembuat onar. Mitsotakis juga menilai konversi Hagia Sophia sebagai ‘penghinaan terhadap peradaban abad ke-21’.
Di beberapa daerah Yunani bahkan dikibarkan bendera setengah tiang seolah rakyat negeri para dewa tersebut berkabung atas pembukaan masjid Hagia Sophia tersebut.
Lansiran berita dari Serambinews (25/7) juga mengabarkan gereja-gereja Kristen meminta Erdogan untuk mempertahankannya sebagai museum. Juga sebagai warisan multi-agama Istanbul dan status struktur sebagai simbol persatuan Kristen dan Muslim.
Sementara itu, Paus Francis mengungkapkan kesedihannya dan di New York, Keuskupan Agung Yunani Ortodoks menyebutnya sebagai “penyelewengan budaya dan spiritual dan pelanggaran terhadap semua standar kerukunan beragama dan saling menghormati”.
Kekecewaan dan pernyataan frustasi dari para musuh Islam tersebut sebenarnya bukanlah ancaman yang paling menakutkan bagi umat Islam karena hal itu sudah menjadi sunnatullah: bahwa orang-orang kafir akan senantiasa terus berusaha dan bekerja keras untuk memadamkan cahaya Islam, sedangkan Allah berkehendak untuk menegakkan kemuliaan Islam setinggi-tingginya meskipun orang-orang kafir benci.
Namun, ancaman yang paling mengkhawatirkan bagi umat Islam adalah apabila umat Islam menganggap kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid adalah tujuan akhir dari perjuangan umat Islam di seluruh dunia.
Perjalanan masih panjang dan tegaknya kembali Masjid Hagia Sophia hanyalah kemenangan kecil yang mengiringi perjuangan akbar umat Islam yang sesungguhnya, yaitu mengembalikan tegaknya khilafah Islamiyah yang telah dirubuhkan oleh kaum munafik dan sekuler.
Sejalan dengan tujuan tersebut, maka menjadi benarlah sikap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengesampingkan kritik internasional terhadap pembukaan kembali Masjid Raya Hagia Sophia dan sudah sewajarnya umat Islam di seluruh dunia berdiri di belakang Erdogan untuk membela keputusan tersebut demi menapaki perjuangan akbar selanjutnya yang lebih berat, yaitu mengembalikan tegaknya khilafah Islamiyah ‘ala minhajun nubuwwah.
(pdlabs)
hagia sophia masjid hagia sophia khilafah