hegemoni
785 Pegawai Gabung Imarah Islam, Kabul Makin Terkucil
Situasi ini membuat citra pemerintah Kabul yang semakin ditinggalkan dan terpinggirkan menyusul penurunan pengaruhnya yang semakin merosot drastis meskipun masih di-backup oleh pasukan penjajah AS.
GARDA NASIONAL, JAKARTA - Pemerintah Kabul menyiratkan situasi yang semakin terkucil setelah ratusan pegawainya membelot dan bergabung dengan Imarah Islam Afghanistan. Sebanyak 785 pegawai administrasi Kabul bergabung dengan Imarah Islam pada bulan Mei 2019 menyusul 720 pegawai administrasi lainnya yang telah bergabung pada bulan lalu.
Hal itu telah disiarkan secara resmi melalui situs resmi Imarah Islam Afghanistan, Alemarah English, yang memberitakan bahwa selama bulan Mei 2019, Komisi Dakwah dan Bimbingan Imarah Islam telah berhasil merekrut 785 pegawai untuk bergabung dengan Imarah Islam.
Situasi ini membuat citra pemerintah Kabul yang semakin ditinggalkan dan terpinggirkan menyusul penurunan pengaruhnya yang semakin merosot drastis meskipun masih di-backup oleh pasukan penjajah AS. Korupsi dan menurunnya pelayanan masyarakat diduga menjadi penyebab merosotnya pengaruh pemerintahan korup itu, sementara tekanan dari mujahidin Taliban terus menguat meskipun sedang dalam proses negosiasi dengan militer AS.
Situs resmi Imarah Islam tersebut juga memberitakan para pegawai tersebut juga membawa berbagai jenis persenjataan, radio komunikasi, dan peralatan militer lainnya bersama mereka. Para pegawai yang memutuskan bergabung dengan Imarah Islam diminta bersumpah untuk memutuskan semua hubungan dengan musuh-musuh asing dan internal Islam serta tanah air Afghanistan.
Selain itu, pegawai tersebut juga diminta bersumpah untuk memperkuat rakyat dan mujahidin Afghanistan untuk membersihkan negara dari pendudukan dan korupsi dan membangun pemerintahan Islam murni yang dapat diterima oleh semua warga Afghanistan.
Bergabungnya para pegawai tersebut diduga akan semakin memperkokoh kedudukan pemerintah Imarah Islam Afghanistan dan membuat posisi tawar Imarah Islam semakin naik sebagai satu-satunya kekuatan pembebas yang berhak memerintah Afghanistan secara Islami sesuai dengan syariah Islam.
Hal itu juga semakin menunjukkan bobroknya sistem demokrasi yang memaksa penjajah AS untuk mengakui bahwa sistem bobrok tersebut tidak bisa dipaksakan untuk semua negara. Mau tidak mau, para penjajah tersebut, baik AS maupun pemerintahan bonekanya harus mundur dan memberi jalan kepada pemerintahan Imarah Islam.
(pdlabs)
pegawai kabul pemerintah kabul imarah islam