dunia islam
‘Deal of the Century’, Rencana Keji dan Memalukan Penjajah AS terhadap Palestina
Rencana itu membuat ratusan warga Palestina dan aktivis solidaritas untuk Palestina turun ke jalan untuk menentang kesepakatan ‘Deal of the Century’ tersebut.
Ilustrasi penyusutan wilayah Palestina karena dicaplok oleh penjajah Israel. (Foto: Wikipedia Commons)
GARDA NASIONAL, JAKARTA — Rencana perdamaian ‘Deal of the Century’ yang dicetuskan oleh penjajah AS merupakan konspirasi yang keji dan memalukan. Kesepakatan itu juga membuat situasi timur tengah semakin tidak stabil dan terus memanas.
Rencana itu membuat ratusan warga Palestina dan aktivis solidaritas untuk Palestina turun ke jalan untuk menentang kesepakatan ‘Deal of the Century’ tersebut.
Selain itu, beberapa elemen umat Islam seperti Imarah Islam Afghanistan (IIA) dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) langsung menolak rencana tersebut dengan memberikan tanggapan secara resmi.
Imarah Islam Afghanistan (IIA) dalam pernyataan resminya mengutuk rencana penjajah AS tersebut dan menyebut rencana opresif tersebut sebagai pelanggaran yang tegas terhadap hak-hak rakyat Palestina (Garda Nasional, 01/02).
Sedangkan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menolak rencana ‘perdamaian’ Timur Tengah buatan Donald Trump tersebut dan memutuskan bahwa semua anggota OKI tidak akan terlibat dalam rencana tersebut (Hidayatullah, 04/02).
Dilansir dari Hidayatullah.com (02/02), beberapa poin penting dari draf kesepakatan tersebut yaitu penjajah Israel akan mencaplok lebih luas wilayah Tepi Barat.
Lalu, lembah Jordan yang subur dan strategis akan menjadi milik Israel. Sedangkan wilayah Palestina semakin terjepit dengan hanya mendapatkan 15% wilayah yang diduduki Israel sejak 1948 yang bahkan tidak terhubung satu sama lain!
Berikutnya, Palestina akan berdiri tanpa Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsha dan Yerusalem atau Baitul Maqdis akan menjadi ibukota Israel di mana Palestina harus mengakuinya.
Rencana tersebut juga mengatur demiliterisasi Palestina, yaitu melucuti sepenuhnya wilayah Palestina dan menghilangkan Hamas sebagai bentuk persetujuan terhadap pengawasan oleh Israel.
Selanjutnya, Israel akan mengontrol keamanan di semua penyeberangan internasional ke Palestina dan juga akan terus mengawasi warga Palestina di wilayah mereka sendiri.
Israel juga akan mencabut hak untuk mengembalikan pengungsi Palestina atau keturunannya ke Israel. Setelah penandatanganan kesepakatan ini, status pengungsi Palestina tidak akan ada lagi dan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) akan diberhentikan.
Rencana itu juga akan mengatur lebih jauh termasuk kurikulum sekolah Palestina sebagai prasyarat untuk pembentukan negara Palestina.
Dengan memperhatikan poin-poin di atas, maka sangatlah pantas jika kita menyebut ‘Deal of the Century’ sebagai rencana yang keji dan memalukan penjajah AS dan Israel terhadap Palestina.
Rencana tersebut hanyalah tipu daya dan muslihat pihak barat kafir yang ingin terus menjajah dan mengusir pemilik sah tanah Palestina yaitu rakyat Palestina. Rencana itu juga hanya akan menuangkan bara api ke dalam konflik timur tengah sehingga kata perdamaian hanya seperti mimpi di siang bolong bagi seluruh umat manusia.
(pdlabs)
deal of the century penjajah as palestina